友人のためのメッセージ : A Message for Friends

Hai teman, diskriminasi itu ga enak yaa? Kenapa kita dianggap berbeda di saat kita seharusnya berjalan bersama? Membuat kita berbicara dengan bahasa yang tidak kita pahami. Bahasa Kalbu. Ha! 😀
Hai teman, yakinkan diri kalo kita memang ga punya topeng. Memang inilah kita. Yang dihujat karena ‘katanya’ berbeda. Setidaknya kita tidak menuduh seseorang bertopeng ketika kita sendiri bertopeng banyak 😀
Hai teman, tidak mudah memang. Tapi, kita tidak perlu mencoba menjadi ‘SAMA’ kalau kita ‘berbeda’. Kita hanya perlu menjadi diri kita masing masing 🙂 That’s our style and noone can change it!

Hai teman, sulit ya. Membalas kebencian dengan senyuman. Itu memang karena kita bukan pokerface. Yang menyembunyikan semuanya dibalik simpul senyum yang menjijikkan.
Hai teman, Bagaimana kalau suatu hari, kita kembali dicibir? Tepat dibelakang punggung kita? Mampukah kita bertahan? Mampukah kita menatapnya dengan senyuman? Tidak perlu. Ingat? kita bukan pokerface.
Hai teman, Kita harus tetap tegak berdiri. Sekalipun kita dicap angkuh. Langit memang diciptakan untuk ditatap. Tak ada seseorang yang boleh menyalahinya.

Hai teman, Bagaimana kalau suatu hari, kita terlelah? Apa yang harus kita lakukan? Semoga kita tetap menjadi diri kita. Makhluk kecil. Minoritas. Yang selalu menatap langit. Yang suaranya tidak pernah terdengar.
Hai teman, Bagaimana kalau suatu hari, aku harus berjuang sendiri ? Dan aku tak mampu?
Hai teman, Kita telah menuai. Apa yang tidak pernah kita tanam sebelumnya. Terpikirpun tidak. Haruskah kita membuang. ujian yang diberikan Tuhan untuk kita?

Hai teman, dualisme itu selalu ada. Manis ada karena ada pahit. Hitam ada karena ada putih. Lemah ada karena ada kuat. Kita bisa bangkit jika kita pernah terjatuh.
Dimana kita sekarang? Manis? Hitam? Lemah? Bangkit?
Andaikan kita sedang jatuh sekarang, ingat ini :
“Jika kita terjatuh tujuh kali, kita harus bisa bangkit delapan kali.”

Jangan lupa. Di setiap langkah kita selalu ada resiko yang mengiringi.