First Love : The Blue Fate of Spring

Aku adalah bunga yang terlalu cepat mekar
Menanggalkan kelopak kekanak-kanakanku
Kita bertemu dalam takdir yang sama
Dalam kedipan mata
Kita kembali berpisah

Dibalik rintangan sebuah nasib
Yang menghalangi jalan kita berdua
Dibalut sedingin salju kesendirian
Kita berdiri berhadapan
Tapi kau masih tak melihat adanya diriku

Kini aku sedikit berdebar
Sesuatu mengetuk dalam dada
Kita berpisah sekali lagi
Dalam sekejap kau melihatku
Dan aku merasa sakit

Kau berjalan di jalan yang kau pilih
Aku merekam semuanya dalam gerak lambat
Kau terus melangkah tanpa menoleh
Aku terdiam
Kita terlampau dekat

Untuk pertama kali, perasaan ini
Biarpun kau tidak menyadariku
Takdir cinta meniup diriku
Jantungku berdegup terlampau kencang
Is it love?

Kesendirianku
Dalam mengingat dirimu
Sakitnya tak kunjung hilang
Kesendirianku
Suatu hari akan tetaplah sama
Dan tetap terdiam dalam kelembutan
Dari sisi lain sebuah kehidupan

Cinta pertama
Membawaku ke alam lamunan
Semakin ku dibawa lari
Semakin ku terjebak
Cinta pertama
Biarpun hanya sesaat
Hingga sang waktu membawamu
Kenangan dirimu akan tetap hidup
Akan kutunggu kau ditempat itu

Cinta pertama
Aku tak inginkan apapun
Hanya senyumanmu di setiap hariku
Cinta pertama
Saat-saat bersamamu adalah hartaku

Sebuah takdir musim semi yang membiru

-Lelah- in the Night of Death

Tetesan dari sebuah takdir

Jatuh dalam suara yang tertahan

Dari sesuatu yang tersembunyi dalam hati

Sesuatu yang memang seharusnya disembunyikan

Sudah terlambat untuk mengendap

 

Aku menutup mata dalam malam kematian

Dan aku masih terbayang

 

Aku terbangun dalam pagi kelaparan

Berharap ilusi yang mengganggu itu segera pergi

Masih, tak ingin terjatuh lagi

Sendiri dalam mimpi di malam kematian

 

Tak bisa bangkit dari tidur penuh kesakitan

Hanya bisa pasrah menunggu takdir

 

Sesuatu yang ingin kuingat

Adalah hari-hari yang masih cerah

Tak semudah kembali pada waktu itu

Menghanyutkan seperti air

Sebuah penyesalan yang menyakitkan

 

Bayang kesendirian

Hanya sebuah tetesan takdir

Kemudian kesakitan memukul diriku

Aku tenggelam lagi

Dan aku bermimpi di langit

Ada jeritan lirih tertahan

 

Sesuatu yang sudah terlupakan

Hanya sejengkal dari kenyataan

Terus bergema dalam sebuah hati

Yang digelapkan ingatan masa lalu

 

Sesuatu yang mereka rasakan

Sebenarnya sangatlah sederhana dalam kata

Aku terjatuh, lagi, dalam sisa mimpi kematian

Seharusnya aku sudah tiada

 

—-

 

me-Time : Continuum

When I saw our dreams

I know

We were on the different path

 

Kami menggapai impian kami seperti remaja lain

Sudah berkali-kali

But, what had we seen?

 

Reaching unreachable dreams may hurt us

But we can continue to walk on our path of fate

Kami bersatu dalam sebuah ikatan kuat tak terpatahkan

Our sweat and hardwork make us stronger than ever

 

Tanpa sebutir keraguan pun

Kami bersama

Melanjutkan mimpi dari saat ini

 

There is always going to be a time

Our dream is our unity

Kami akan selalu berada dalam sebuah kebersamaan

Bersama dalam ikatan sebuah janji yang tak terucap

 

There is always going to be a time

When we looked at the dawning sky

Kami satukan langkah dalam harapan

Derap mentari iringi dalam senyuman

 

There is always going to be a time

Walking together on the same path

Jalan yang membawa kami ke ujung mimpi yang sama

Biarpun kami datang dari awal yang berbeda

 

We are reborn once more

Until the day comes, we will not alone

We will go through this path of hope

Climbing the mount of loneliness

Sailing the sea of tears

 

There is always going to be a time,

but will you do something when it comes?

 

-to be continuum-