Malam itu gelap seperti biasanya
Namun ada secercah cahaya, bukan rembulan
Mungkinkah sebuah bintang telah mati?
Seakan ledakannya terasa hingga tempatku berdiri
Aku berdiri seakan masih terpaku pada kenangan itu
Aku masih khawatir tentang apa yang akan terjadi setelah ini
Cahaya berupa warna itu tertangkap mataku
Tetapi kami tak dapat kembali,
Silau. Tak bisa bernafas.
Tanpa keraguan?
Keyakinan masa mudaku memudar
Hanya dapat saling bertukar pandang
Terlalu sedih untuk menatap langit yang sama
Kupendam sedalam mungkin di hatiku
Hingga aku tak lagi menyadari
“Semua ini hanya ilusi,”
Hujan malam itu mengaburkan gelapnya langit
Aku tetap menunduk ke bawah
Hingga ribuan warna menerangi langit kelabu itu
Aku melihat wajahmu yang semu
Hening. Hingga lubuk hati
Apa yang harus ku katakan?
Keyakinan masa mudaku memudar
Hanya dapat saling bertukar pandang
Terlalu sedih untuk menatap langit yang sama
Perlahan ku tutup telinga dan mataku
Berbalik arah dari jalan kehidupan
Tak sanggup lagi ku lanjutkan langkah yang tak kuinginkan
Malam itu gelap seperti biasanya
Namun ada secercah cahaya, bukan rembulan
Mungkinkah sebuah bintang telah mati?
Seakan ledakannya terasa hingga tempatku berdiri
Perlahan dipermainkan oleh jemari sang takdir
Oleh perasaan yang sangat menakutkan ini
Akan selalu ku ingat
Rasa sakit dan Supernova di Oktober itu