Vulpecula, si Rubah dalam Anganku

Di atas punggungmu itu, mimpi yang kubawa berlalu pergi
Kaki kecilmu berjalan menjauh, jejaknya seperti mengucapkan
Selamat tinggal…

Tatapanmu yang melihat ke arahku dengan tajam
Seakan mampu menembus kesepian dalam dadaku
Dalam relung hati dimana tak ada siapapun
Hanya sesaknya penyesalan yang menyeruak

Berjalan menuju hutan bentangan bintang
Wahai, Vulpecula sang rubah langit
Apa yang kau pikirkan?

Di dada jinggamu itu, merah darah dari hatimu menetes
Mewarnai kisah ini, hingga sewarna dengan senja saat itu
Andai kita terpisah, aku akan tetap mendongak
Menatap langit yang kau tinggalkan

Rasa sayang ini adalah taring dan cakar ilusi yang tak terlihat
Melukai, memotong, serta mencabik semua dalam hati yang tak jujur
Semakin mendekat padamu, semakin aku mengerti
Bahwa ada satu kesalahan setelah kumasuki belantara ini

Sosok rubah kecil itu,
Tak lagi terlihat olehku

Sampai kapan pun, kau akan tetap menjadi
Vulpecula, si rubah yang kugambar dalam anganku
Sesuatu yang belum pernah dilihat siapapun
Bahwa mengingat kisahmu adalah hukuman bagiku

Kisah Planetes dan Bintang (dan Polaris, Crux, dan Circinus)

Dalam kelamnya bentangan semesta,
Hanya gelap bertabur cahaya kecil yang kulihat
Aku berdiri termangu, terlupa dan kehilangan arah
Dimanakah Polaris, sang titik utaraku?
Dimanakah Crux, layang-layang selatanku?

Terperangkap dalam pikiranku sendiri aku berteriak,
Di semesta yang luas tak berbatas ini aku tertunduk
Hilang dalam teka-teki sang semesta

Sudah berapa kali ku merasakan perasaan seperti ini
Aku berrevolusi dalam orbitku, berputar dan terus berputar
Namun masih saja terasa bintang itu melemparku keluar
Aku tersakiti. Terluka.
Tapi aku tak bergeming dari orbitku. Sesenti pun tidak.

Dipermainkan gravitasi cinta dan ilusi mimpi itu,
Di titik ini ku lupa akan sosok pribadiku sendiri
Circinus, kompas hatiku tak ku mengerti
Dan aku semakin tersesat di sini.
Tersesat dalam sakit. Dalam perih.
Tersesat dalam hatiku. Terus.

Let that single faint light shines on me…
Let me see it through my watery eyes…
I won’t regret, revolving that star…

-Bandung, 7 Oktober 2015.
Sesudah senja yang berbadai-