Di atas punggungmu itu, mimpi yang kubawa berlalu pergi
Kaki kecilmu berjalan menjauh, jejaknya seperti mengucapkan
Selamat tinggal…
Tatapanmu yang melihat ke arahku dengan tajam
Seakan mampu menembus kesepian dalam dadaku
Dalam relung hati dimana tak ada siapapun
Hanya sesaknya penyesalan yang menyeruak
Berjalan menuju hutan bentangan bintang
Wahai, Vulpecula sang rubah langit
Apa yang kau pikirkan?
Di dada jinggamu itu, merah darah dari hatimu menetes
Mewarnai kisah ini, hingga sewarna dengan senja saat itu
Andai kita terpisah, aku akan tetap mendongak
Menatap langit yang kau tinggalkan
Rasa sayang ini adalah taring dan cakar ilusi yang tak terlihat
Melukai, memotong, serta mencabik semua dalam hati yang tak jujur
Semakin mendekat padamu, semakin aku mengerti
Bahwa ada satu kesalahan setelah kumasuki belantara ini
Sosok rubah kecil itu,
Tak lagi terlihat olehku
Sampai kapan pun, kau akan tetap menjadi
Vulpecula, si rubah yang kugambar dalam anganku
Sesuatu yang belum pernah dilihat siapapun
Bahwa mengingat kisahmu adalah hukuman bagiku