4. Me & My Changes

Disclaimer : ditulis berbulan-bulan lalu, sekitar April 2020

Randomly thinking, kayaknya aku udah banyak berubah, for better or worse. Seenggaknya itu yang aku rasain. Aku enam tahun lalu udah banyak berubah dibanding aku sembilan tahun lalu. Aku dua tahun lalu udah bayak berubah dibanding aku enam tahun lalu. And I’m even not the same person with the childhood me. We’re like on the opposite pole.

Back then, I never was a quitter. No matter how hard it was, no matter what were people talking behind my back, I always went on and gave my best shot. Now? I don’t even dare to try. I can’t even be a quitter since I have nothing to quit. I don’t even start.

Banyak hal yang aku udah berhenti lakuin. Maintaining a good relationship and making close friends are good examples. Aku bahkan udah ‘berhenti ngasih kabar’ ke beberapa temen deket. Dipikir lagi, rasanya aku nggak mau merasa ‘harus dikabari’ sama temen, makanya aku berhenti. Aku berhenti bikin temen deket, bahkan aku nggak punya temen deket di tempat kerja. Karena aku tahu, pada akhirnya, mau ngapain juga, aku bakalan sendiri. We’ll fight alone in our own battlefield.

Banyak hal terjadi. Kalau ditanya kenapa berubah, ya aku nggak tahu. Mungkin karena lingkungan? Dissappointments? Regrets? Yang jelas aku berubah. And the most uncomfortable thing about change isn’t the change itself, but knowing that the self you are facing right now is slowly dragged from the ‘you’ that you’d ever known.

Tapi ada yang pernah bilang, your true self is never changing. Mungkin selama ini aku bukan the true me. Makanya aku ngerasa ‘berubah’ padahal mungkin aku lagi showing my true colors.

Tinggalkan komentar