Letter to Myself

Untuk aku di masa lalu.

Bagaimana 21 tahunmu berlalu? Berat bukan? Aku tahu pasti kamu melalui banyak hal yang sulit dan memberatkan. Aku tahu ada masanya hidupmu terasa sangat berat bahkan hingga rasanya ingin istirahat bernafas. Aku tahu rasanya. Tapi aku bersyukur kamu tidak menyerah. Terima kasih untuk terus berjuang. Terima kasih atas darah, keringat, dan air mata yang sudah kamu teteskan di perjalananmu yang lalu. Terima kasih telah membukakan jalan yang lebih mudah untuk aku sekarang.

Tapi perjalanan 21 tahun ke belakang bukan hanya berisi hal yang memberatkan bukan? Pasti ada banyak hal yang membahagiakan dan membuat simpul senyum yang indah di bibirmu. Meski terkadang beberapa hal terasa palsu, setidaknya kamu pernah tersenyum karenanya. Terima kasih atas canda tawa dan segala hal yang kamu lakukan yang sekarang jadi kenangan yang indah untuk dikenang.

Aku tahu ada banyak luka selama 21 tahun perjalanan hidupmu. Ada luka yang sudah sembuh, ada luka yang masih basah. Ada luka yang kau buat sendiri, ada luka yang dibuat orang lain. Syukurlah, beberapa luka itu sudah sembuh. Kini, aku akan berusaha menyembuhkan luka-luka yang lain. Aku tidak akan menyalahkanmu atas luka yang kau buat dan aku tidak akan membenci orang-orang yang menorehkan luka lain di masa lalu. Aku akan belajar dari itu. Semoga aku bisa. Doakan aku.

Jangan bersedih. Kamu sudah melakukan yang terbaik. Kamu sudah melakukan banyak hal hebat.


Untuk aku di masa depan.

Hai, apa kabar? Aku harap kamu baik-baik saja.
Hidup tidak pernah menjadi mudah untuk siapapun, termasuk untukmu. Hidup akan terasa berat di beberapa waktu. Dulu kita pernah berhasil melaluinya, jadi aku percaya sekarang pun pasti kamu bisa melaluinya.

Apakah kamu sudah menjadi lebih dewasa setelah semua yang kamu lalui? Apakah sekarang kamu sudah lebih kuat dibanding ketika aku menulis ini semua? Aku harap sudah. Aku juga berharap kamu masih berjuang dan tidak menyerah. Ingat, menyerah bukan pilihan. Saat semua terasa berat dan rasanya ingin berhenti, lihatlah ke belakang. Lihatlah sudah berapa jauh kamu melangkah.

Oh iya, aku harap kamu sekarang sudah lebih jujur kepada dirimu sendiri. Tertawalah saat kamu bahagia. Menangislah saat kamu bersedih. Ingat, menangis bukan berarti lemah. Karena orang-orang yang kuatlah yang bisa mengekspresikan apa yang mereka rasakan. Salah satunya menangis. Adalah hal yang wajar untuk menangis di saat segalanya terasa menyakitkan. Bahkan untuk orang dewasa sekalipun.

Aku berharap kamu sudah berhasil berhenti berpura-pura atas segala sesuatu yang sekarang aku anggap palsu. Aku belum bisa melepas topeng itu sepenuhnya. Aku harap kamu bisa. Maaf aku meninggalkan satu pekerjaan besar untukmu.

Kamu pasti melewati banyak pertemuan dan perpisahan setelah hari ini. Hidup memang hanya tentang pertemuan dan perpisahan. Hidup memang hanya cerita tentang meninggalkan dan yang ditinggalkan. Pasti kadang ada rasa sepi dan banyak keraguan. Kenyataan memang tidak semudah selalu bisa hidup sambil terus bergandengan tangan dengan teman di samping. Terkadang kamu harus rela ditemani rasa sepi dan melanjutkan berjalan di jalan yang tak ada seorang pun. Kuatkan kakimu dan tahanlah.

Berhati-hatilah dalam berharap. Karena ketika kamu berharap kepada manusia, bukan salah manusia itu jika kenyataan tidak sesuai harapanmu. Salahmulah terlalu banyak berimajinasi bahwa hidupmu akan sesuai anganmu. Ingat, kamu hidup di dunia nyata bukan imajinasi.

Mulai hari ini, aku akan berusaha menjadi lebih kuat untukmu. Agar langkahmu jauh lebih mudah. Agar saat kita bertemu lagi kamu bisa memuji dan berterima kasih padaku atas apa yang aku lakukan. Agar saat kita bertemu nanti semua hal jadi lebih indah. Agar saat kita bertemu lagi kamu sudah jauh lebih hebat daripada aku sekarang.

Sampai jumpa pada saatnya nanti.