-(…)My Illiterate Feelings(…)-

Seperti malam biasa ku tak bisa terpejam
Ku berlari menuju keramaian kerumunan manusia
Berlari dan mengayuh kakiku pergi semakin jauh
Namun ku terperangkap dalam cahya birumu

Meski sebenarnya ku tak inginkan apapun
Dan ku tak mengetahui siapapun
Namun mungkin kita dapat bertemu
Biarpun hanya kebetulan semata

Ku coba membaca perasaan sayang ini
Namun hanya sandi rumit dan tak dikenal yang ku dapat
Aku hanya berdiri terpaku dan tetap membaca
Bersama cinta gelap yang semakin menghitam
Hatiku semakin rumit sebagaimana sandi hatimu

Jauh di seberang kehidupan yang kujalani
Terlihat sangat banyak kebahagiaan
Bahkan terlalu banyak hingga ku rasa kesal

Dalam kerumunan ini entah mengapa
Ku merasa sendiri dan terasing
Ingin kuhancurkan saja dinding ruang dan waktu

Aku berpaling dan merubah diri
Namun tetap tak kan ku berkata padamu
Perlahan aku mulai mengerti

Sandi rumit dan tak dikenal itu tetap tak terbaca
Mungkin suatu saat kan ku ulang lagi
Agar semua terlihat semakin jelas dan teraba
Meskipun kadang semua terasa begitu menyedihkan
Setidaknya kenanganku mengingat, bahwa ku telah mencoba

Jauh di lubuk hatiku, tertulis sebuah kisah
Karena terlalu banyaknya kalimat di dalamnya,
Kisah itu pun tak dapat terbaca lagi

-“If I could read the chiper of your heart…”-

Larilah! Demi Seseorang~

Di sudut dunia pasti seseorang sedang menantimu
Di bawah langit itu pasti tersirat mengapa kau ada
Dengar dan rasakan, resapi suara suara harapan
Karena kau adalah seorang pilihan dengan amanat yang kau emban

Namun, di dunia juga pasti seseorang berpikir
Bahwa kau tidak akan pernah sampai
Namun, tak ada artinya jika kau berhenti
Masihkah kau akan menunggu?

Hanya para orang lemah yang sudah menyerah
Akan tertawa pada saat kau berlari
Hanya para orang yang ingkar janji
Yang akan menyuruhmu berhenti

Mudah sekali untuk berhenti,
Tapi apakah kau sanggup mengkhianati semua yang menunggumu?

Beranilah! Dan jadilah pejuang!
Singkirkan kerikil di depan dan larilah menembus angin
Jangan kalah pada dirimu sendiri!
Hanya ada satu kebenaran di jalanmu ini
Beranilah! Dan jadilah pejuang!
Mungkin kau lelah dan berkali terjatuh
Namun pasti selalu ada kekuatan tuk berdiri lagi
Demi orang yang mempercayai dan sedang menunggumu

Berlarilah! Di jalan pejuang!
Lebih cepat. Untuk seseorang yang menantimu
Berlarilah! Di jalan pejuang!
Meski ujungnya masih terlampau jauh
Jangan berhenti dan jangan mengeluh
Tetaplah berlari seirama nafasmu

-There will always be an end. Whether it’s happy or not. But your efforts won’t be wasted. It’s waiting-

Tentang Kedewasaan yang Kupikir,…

Sebenarnya aku pun tahu
Bahwa semua orang kan melewatinya
Namun sepertinya ku kan sedikit terlambat
Terlalu banyak hal yang harus kulewati

Sebenarnya aku pun tahu
Bahwa semua orang harus melewatinya
Namun sepertinya ku kan sedikit tertinggal
Terlalu jauh ku rasa yang harus ditempuh

Satu per satu, ucapan selamat tinggal
Kalian menyusulku perlahan
Seperti inilah yang kurasakan
“Mampukah aku mengatasi semuanya?”

Kedewasaan, perlahan kalian mulai melewatinya
Terasa sakit saat ku tahu hanya aku yang tersisa
Semoga kesedihan dan rasa sakit ini kan mendorongku
Untuk menemukan cahaya di ujung jalan panjang ini

Sebenarnya aku bertanya
Apakah kau akan menoleh setelah melewatiku
Karena masa depan kan meninggalkanku
Jika ku hanya diam meratap

Sebenarnya aku bertanya
Dapatkah ku berlari di sampingmu
Karena pada janji kita berdua
Jika ku dapat ke sana tepat waktu

Sedikit demi sedikit, kau tinggalkan
Kasih sayang di tengah jalan yang kau lewati
Mungkinkah kau juga merasakan kesepian
Masa muda dan rasa bimbang pun tercecer di jalanan

Kedewasaan kan membawa kalian ke tempat yang tak dikenal
Tertinggal di belakang, ku tetap melamunkan kalian
Jika dan pasti suatu saat ku kan pergi tempat yang sama
Satu-satunya hal yang menyedihkanku, ialah masa muda ini

//My random ways of thinking toward adult//

Aku dan Kamu: Di Seberang Takdir

Saat aku berjalan perlahan
Menelusuri jejak suratan tangan
Kau pun berjalan perlahan
Tertunduk dalam penyesalan

Semakin dekat kita kepada
Penghubung takdir kita berdua
Tak apa bila kita berpisah
Asalkan rasa sesal runtuh karna kata

Dua hal yang tak kan terlupa
Sorot mata penuh impian
Dan wajah dengan gurat senyuman
Adalah hartamu yang terindah

Perlahan semakin mendekat
Kita pada ujung perjalanan
Saat langkah takdir pun
Menghanyutkan sisa kenangan hari ini

Kenanganku tentangmu selalu di sisi ruang hatiku
Selalu bersinar hanya untukku bahkan di saat itu
Saat-saat menyedihkan yang kau ubah menjadi bahagia
Kenanganku tentangmu selalu di sisi ruang hatiku
Hingga perjalanan ini usai tetapi ingatan itu
Dan pemandangan indah ini yang kulihat bersamamu
Tak akan pernah terlupa

Meski ku tahu, tak akan pernah bisa memelukmu
Karena sesungguhnya perpisahan aku tak mau
Dan entah mengapa kebahagiaan pun seolah membiru
Meski ku tahu, tak akan pernah bisa memelukmu
Eratkanlah ikatan takdir kita bersama
Sebagai pengganti sosok diriku dan dirimu