Aku dan Kamu: Cinta dan Duri

Hai, kamu yang telah mencuri
Sesuatu yang berharga milikku
Dengan jemarimu yang tak terlihat

Hai, aku yang telah runtuh
Karena lubang yang tertinggal
Seusai kau tiupkan sesuatu di dadaku

Rasa sakit yang mengaburkan rasa sayang
Kesendirian yang membuat tubuhku bergetar

Aku cukup melihatmu dari jauh
Tanpa harus menyentuhmu
Aku cukup mengagumi keindahanmu
Meski kelopakmu telah gugur dan berserak
Aku kan tetap mengaguminya

Cinta itu adalah tangkai berduri
Melukai sembari melindungi diri
Tetesan darah merah berjatuhan
Bukti dari pengorbanan

Aku yang tak mengerti arti mimpi
Hatiku yang terlalu muda
Sebuah kenyataan adalah
Waktu yang tak pernah berhenti

Kebaikan dan keindahan apapun terasa tak nyata
Air mata yang terjatuh sebanyak apapun tak akan mengering

Aku cukup menutup mataku
Membayangkan cinta kita dalam cermin ilusi
Aku cukup membiarkan semuanya
Tanpa mengundang siapapun untuk datang
Membiarkan kita berdua terbakar

Aku dan Kamu: Beberapa tanya

Dimanakah aku?
Hanya hamparan kehampaan yang ku lihat
Dan aku bertanya
“Dimanakah kamu?”

Aku sepenuhnya tersadar ketika sosokmu berlalu
Entah mengapa terasa kesedihan memuncak
Sudah berapa banyak angin yang dingin bertiup
Apakah perasaanku juga terbawa olehnya?

Kita tak punya kata-kata apapun
Bahkan untuk beralasan bahwa cinta ini selesai
Dan kita tak boleh berbalik menuju
Ke dunia yang melarang siapapun untuk memulai

Bagaimana kau habiskan waktumu yang tersisa?
Apakah kau meninggalkan sesuatu?
Apakah kita masih melihat langit dan lautan yang sama?

Siapakah aku?
Aku hanyalah ilusi
Yang semakin lama semakin menyemu
Dunia kita masih terlihat sama
Mengingatkan kita akan cinta yang tak terikat

Dimanakah aku?
Aku masih di sisimu
Suara hatiku terbawa angin
Matahari masih menyinari seluruh dunia
Dunia kita juga

Siapakah kamu?
Kau hanyalah ilusi
Bangunkan aku dari mimpi-mimpi ini
Cinta datang dan berlalu seperti angin

Dan hari-hari kita berakhir bersama senja