Live in THIS Moment

Salah satu motivational quote yang sering aku (dan mungkin orang lain) misinterpret adalah:

Hidup itu fokus ke depan, bukan ke belakang.

Misinterpret gimana nih maksudnya? Masa hidup fokus ke belakang?

Dalam kasusku, bukan salah quote-nya. Tapi interpretasiku yang over. Jadi mungkin istilah yang lebih pas over-interpreting, instead of misinterpreting.

Frasa fokus ke depan kadang diartikan sebagai memikirkan masa depan. Bener, ngga ada yang salah sama sekali. Sayangnya, yang sering aku lakukan adalah terlalu memikirkan masa depan. Sampai akhirnya jadi lupa kalau banyak hal yang bisa dilakukan sekarang dan banyak hal yang bisa dinikmati di momen ini. Akibatnya, yang namanya ‘momen sekarang’ itu banyak yang terbuang dan kurang diapresiasi. Sayang banget ya? Padahal yang namanya ‘sekarang’ itu, momennya ngga akan pernah terulang kedua kali, meskipun kata ‘sekarang’ bakal terus terulang di masa depan yang jauh sekali pun.

Yang lebih kerasa nyesek adalah ketika momennya sudah lewat, jadi banyak kata-kata “Seharusnya aku dulu…” yang muncul di pikiran sebagai akibat dari kebanyakan “Gimana kalau misal nanti…”. Padahal namanya juga ‘misal’. Artinya probabilitas kejadiannya masih 50:50 antara iya dan nggak.

Jadi, anticipation itu nggak penting, dong? Ya bukan begitu juga. Penting, tapi bukan segalanya. Karena segalanya itu adanya di masa sekarang, di saat ini, bukan di masa depan yang belum tentu kejadian. Antisipasi boleh, harus bahkan, tapi jangan berlebihan.

Contoh kasusnya gini deh. Aku mau liburan ke Bali. Akan sangat membantu kalau aku udah nyusun plan A, B, C, D, dst. Perencanaan dan mikirin risiko itu penting. Tapi jangan sampai merembet ke hal-hal yang terlalu jauh yang sebenernya ngga perlu dipikirin. Misal, “Aduh, kalau besok bandaranya tutup gimana ya?” padahal lagi ngga ada apa-apa. “Kalau misal ada tornado gimana dong?”, “Kalau ternyata hotelnya fiktif gimana?”, sampai akhirnya lupa packing. Makanya, yuk belajar live in this moment!

Pikirin apa yang ada di depan, tapi rasanya akan lebih baik kalau fokus utamanya ada di masa sekarang. Dinikmati pelan-pelan karena ngga bakal terulang. Kalau ternyata di jalan di depan ada hal yang di luar kendali, ya udah ngga apa-apa. Ikhlasin, cari solusi. Toh, ngga semua hal harus ada dalam kendali kita, kan?